Bagaimana wujud Universitas Kartamulia ini tentu tak terlepas dari siapa sosok di belakangnya. Dialah H Rusli Bintang. Pengusaha berdarah Aceh yang sudah hampir setengah abad mengelola perguruan tinggi. Universitas Kartamulia adalah perguruan tinggi kelima yang didirikannya. Berawal dari Universitas Abulyatama yang didirikan pada 1983 di Lampoh Keudee, Kuta Baro, Aceh Besar. Ketika pertama dibuka, universitas ini disambut antusias oleh masyarakat Aceh. Bahkan di awal pendiriannya saja sebanyak 680 mahasiswa mendaftar di masa itu. Bahkan, Universitas Abulyatama adalah perguruan tinggi swasta pertama dan tertua di Aceh. Itulah sebabnya, prosesi wisuda pertama kali di kampus anak yatim ini dihadiri Menteri Olahraga Ir. Akbar Tandjung, 22 Mei 1990. Kemudian, wisuda kedua, 5 Juni 1991, datang Siti Hardianti Rukmana (Mbak Tutut), putri sulung Presiden RI Soeharto dan Gubernur Aceh Prof. Dr. Ibrahim Hasan.
Secara akademik, Universitas Abulyatama yang telah terakreditasi B ini juga sudah berkembang baik. Dari semula cuma ada Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Teknik, Ekonomi, dan Pertanian, sudah bertambah beberapa fakultas lagi, di antaranya Fakultas Hukum, Perikanan, Kesehatan Masyarakat, dan Kedokteran. Di Aceh untuk universitas swasta hanya Universitas Abulyatama yang memiliki Fakultas Kedokteran. Kegiatan akademik itu didukung dengan berbagai fasilitas, seperti laboratorium, perpustakaan, sarana olahraga, asrama, kantin. Semuanya berada di atas areal yang sudah bertambah dari 10 hektare, kini sudah menjadi 50 hektare.
Selanjutnya, Rusli Bintang mendirikan Universitas Malahayati di Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada 1993. Di Bandar Lampung, mula-mula Rusli menyewa empat pintu ruko (rumah toko) tiga lantai di Jalan Kartini, Bandar Lampung, untuk dijadikannya tempat mahasiswa menimba ilmu di kampusnya. Kala itu baru ada empat fakultas, yaitu Kedokteran, Ekonomi, Teknik, dan Akademi Perawat.
Tak ingin mahasiswanya berjejal-jejal di dalam ruko, pada 1996, Universitas Malahayati berpindah lokasi ke Jalan Pramuka, Nomor 27, Bandar Lampung. Lokasi ini pun semula berwujud hutan belantara. Sebuah tempat yang sunyi di pinggiran kota sehingga kerap terjadi tindak kriminal yang sering disebut begal di Lampung. Kehadiran Universitas Malahayati di sini mengubah banyak hal. Selain menjadi tempat keramaian, perekonomian masyarakat di sekitar kampus pun tumbuh. Perkembangan di dalam kompleks kampus pun terus meningkat.
Saat ini, Universitas Malahayati yang telah terakreditasi B ini memiliki beberapa fakultas dan prodi yang semuanya aktif. Di kampus seluas 100 hektar yang terletak di kawasan Kemiling, Bandar Lampung, inilah ribuan mahasiswa setiap hari menimba ilmu. Adapun fakultas dan program studi di Universitas Malahayati adalah Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Program Pascasarjana Magister Kesehatan Masyarakat, dan Akademi Farmasi & Analisis Makanan.
Adapun di Batam, Rusli Bintang mendirikan Universitas Batam yang pendiriannya melalui badan hukum Yayasan Griya Husada pada 4 Mei 2000. Kampus ini berada di puncak bukit yang jauh dari keramaian. Rusli sampai membangun jalan sendiri untuk akses menuju kampus yang diberi nama Jalan Abulyatama. Memiliki 4 fakultas, yaitu Kedokteran, Ekonomi, Hukum, dan Teknik, Universitas Batam juga dilengkapi dengan empat program studi strata dua, yaitu Ilmu Hukum, Manajemen, Akuntansi, dan Kenotariatan. Sarana penunjang akademik sudah dibangun dengan lengkap, berupa gedung perkuliahan, laboratorium, perpustakaan, dan sarana lainnya
Kemudian di Jakarta, Rusli membangun Institut Kesehatan Indonesia (IKI) dengan badan hukum Yayasan Nusa Bhakti Husada pada 12 Agustus 2014. Ia membeli sebuah mal yang disulap menjadi kampus berlantai empat di Jalan Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara. IKI membuka program studi, yaitu Psikologi, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Administrasi Rumah Sakit, Kesehatan Lingkungan,Gizi, Analis Kesehatan, dan Kedokteran. Lalu yang kampusnya yang kelima adalah Universitas Kartamulia. Pengelolaan kampus ini dipercayakan kepada Marzuki Bintang yang tak lain adik kandung Rusli Bintang. Marzuki Bintang selama ini memang selalu mendampingi Rusli Bintang dalam menjalankan manajemen kampus-kampus yang didirikannya.
Berdirinya Universitas Kartamulia juga di saat perubahan literasi sebagai dampak dari lompatan teknologi digital itu. Jika semula literasi mengandalkan membaca, menulis, dan mengarsipkan, tiba-tiba telah menjadi tua atau old literation, sehingga disebut literasi lama. Kini berganti dengan literasi baru yaitu Data Literation, Technology Literation dan Human Literation.
Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ristekdikti 2018 yang bertema tema “Ristekdikti di Era Revolusi Industri 4.0” disampaikan Proses Pembelajaran Digital dalam Era Revolusi Industri 4.0. Diharapkan perguruan tinggi melakukan reorientasi kurikulum, hybrid/blended learning, dan life-long learning. Artinya bahwa perguruan tinggi harus dapat beradaptasi dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi dengan baik. Perubahan itu juga terjadi disebabkan tuntutan pasar kerja yang saat ini membutuhkan berbagai kombinasi skills.
Kenyataannya, SDM di Indonesia masih sangat lemah dalam membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital. Karena itu, relevansi antara pendidikan dan pekerjaan perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi tetapi tetap memperhatikan aspek humanities. Inilah yang akan dilakukan oleh Universitas Kartamulia dan menjadi inti dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat). Tiga literasi baru di atas menjadi rumusan kurikulum di Universitas Kartamulia. Selain itu, penekanan standar internasional menjadi fokusnya. Sehingga mampu membangun struktur berfikir, mengindefikasi masalah, dan memberi solusinya.
Tugas Universitas Kartamulia bukan hanya menciptakan lulusan tetapi juga harus bisa membentuk jiwa interprener dikalangan lulusan dan visioner. Artinya, profil lulusan harus sesuai dengan learning outcomes sampai diturunkan kepada matakuliah yang bisa menjawab tantangan zaman. Sesuai dengan visi Universitas Kartamulia yaitu “menjadi universitas yang unggul, berdaya saing global, menjadi pusat Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Budaya, Religius, Beretika dan Santun kepada Anak Yatim & Dhuafa serta berperan aktif membangun bangsa pada tahun 2030”.
Artinya, alumni Universitas Kartamulia harus mampu survive. Sebab kompetitornya bukan hanya sesama manusia, namun juga mesin-mesin pintar yang mulai menggeser posisi manusia dalam bekerja. Jadi di semua sektor ilmu pengetahuan akan berkompetisi dengan mesin. Apakah itu kedokteran, ekonomi, hukum, dan lain sebagainya. Maka, sebagaimana makna nama kampus ini Universitas Kartamulia, pencapaiannya adalah sebuah karya yang mulia. Seperti kata Karta yang diambil dari bahasa Sanskerta kṛta dan artinya secara harafiah adalah “pekerjaan yang telah dicapai” dari akar kata kṛ yang juga menghasilkan kata “karya” dalam Bahasa Indonesia. Bahkan dalam bahasa Jawa Kuno walau ada pergeseran semantik, dan artinya menjadi “makmur, maju, sedang berkembang, ulung, sempurna”, tetap sesuai dengan cita-cita yang menjadi landasan berdirinya Universitas Kartamulia. Semua itu tercermin dalam logo dan lambang Universitas Kartamulia.
Recent Comments